Pages

Friday, November 30, 2007

DANIEL ORANG YEHUDA , CPO - CHIEF PREFECT OFFICER DARI BABYLON


Who was the prophet Daniel? The life of the prophet Daniel is recorded in the book that shares his name. Daniel means "God is my judge." There is not much know about the early years of his life, but he appears to have been of the upper class, perhaps even from a royal family. It is recorded that he was taken to Babylon as a teenager in 605 B.C.

He began service to the royal court and abstained from unclean food (Daniel 1:8-16). Three years later, Daniel was brought before the King to interpret the King's dream. The king was pleased and made Daniel "ruler over the whole province of Babylon" and "chief prefect over all the wise men of Babylon" (Daniel 2:48). In Chapter 4, we learn that Daniel interpreted another of Nebuchadnezzar's dreams. Nelson's Bible Dictionary comments: "Daniel remained in governmental service through the reigns of the kings of Babylon and into the reign of Cyrus of Persia after the Persians became the dominant world pwer (Dan 1:21; 10:1). Daniel was also a person of deep piety. His book is characterized not only by prophecies of the distant future but also by a sense of wonder at the presence of God. From his youth Daniel was determined to live by God's law in a distant land (see Dan 1). In moments of crisis, Daniel turned first to God in prayer before turning to the affairs of state (2:14-23). His enemies even used his regularity at prayer to trap him and turn the king against him. But the grace of God protected Daniel (chap. 6). . .So the Book of Daniel is more than a treasure of prophetic literature. It also paints a beautiful picture of a man of God who lived out his commitment in very troubled times. We should never get so caught up in the meanings of horns and beasts that we forget the human dimension of the book-the intriguing person whose name means 'My God is Judge"


Minggu lalu untuk kesekian kalinya, saya mengurus pasport yang akan habis berlakunya ( 6 bulan sebelum expired tidak bisa digunakan lagi). Karena sekarang saya mempunyai banyak waktu saya berniat mengurus sendiri. Tidak melalui perantara lagi. Ini adalah pengalaman pertama, karena sejak tahun 1978 untuk pertama kali saya buat pasport selalu diurus oleh perantara, baik dari travel, atau dari langganan kantor tempat saya bekerja.
Biasanya memang sekali datang untuk langsung foto dan besok2nya kemudian pasport akan diantar oleh perantara tsb. Tidak perlu menunggu lama di kantor imigrasi yang biasanya penuh orang banyak dan tidak perlu bolak balik, yang diperlukan hanyalah sejumlah uang . Sesuatu yang lazim , yang memang biasa dalam pengurusan segala sesuatu yang berhubungan dengan instansi pelayanan publik manapun di negeri tercinta ini lebih praktis melalui perantara. Pengalaman membuat pasport langsung ini, adalah pengalaman pertama . Meski dengan ragu pada saat saya hendak menyerahkan formulir yang sudah terisi ke 3 buah loket penerimaan form , yang masing2 dilayani 2 orang , keluar penggumuman dengan loudspeaker bahwa loket akan tutup untuk istirahat dan akan dibuka lagi pada jam 1.oo . Saya melihat jam saat itu masih jam 11.35 dan bukan hari Jumat, kok sudah mau meninggalkan tugas. Ah ini biasa instansi pemerintah, "korupsi waktu" adalah legal, yang lain saja legal apalah hanya curi waktu. Semua pasang papan "istirahat". Seorang anak muda berjilbab ( yang lain setengah tua sampai tua ) yang sampai saat ini saya ingat nama didadanya R. Tj .......masih menyelesaikan pekerjaannya , meski loket sudah dipasangi tanda ''Istirahat" . Saya mendekat dan bertanya : bisa tolongi saya? Jawabnya tunggu kira2 10 menit lagi , bapak tunggu saja disitu ( ruang tunggu ), sambil menerima form saya dan terus meneruskan pekerjaannya. Belum sampai 5 menit , dia memanggil saya . Saya tanya berapa biayanya? Dia balik tanya "bapak memangnya perlu cepat?". Saya menjawab tidak. Dia memberi tahu urus seperti biasa saja ( maksudnya ikut prosedur). Padahal petugas lainnya tadi sebelum loket tutup , semuanya masing2 saya lihat lebih mengurus setumpuk map yang melalui perantara. Kemudian dia menjelaskan saya harus kembali 2 hari lagi di loket no sekian untuk ambil map, bayar di kas dan foto. Nanti 3 hari kemudian pasport selesai.
Ketika saya tanya lagi berapa biayanya , dia hanya memberi tahu nanti bapak setor di kas sejumlah sekian. Saya merasa dia sudah menolong saya ( yang lain sudah istirahat semua sebelum waktunya), saya menyelipkan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih. Dan dia menolak!
Dari wawancara kandidat karyawan untuk prospected managerial level dari para fresh graduate, saya sering melemparkan pertanyaan2 untuk menggali kepekaan sosial mereka terhadap masalah2 yang terjadi dalam masyarakat kita yang membuat masyarakat tidak sejahtera. Negara yang begitu kaya dengan natural resources, rakyatnya harus miskin dan tidak sejahtera, harus menderita dibandingkan negara tetangga Malaysia yang kultur dan masyarakatnya sebenarnya mirip dengan budaya kita yang serumpun . Negeri mereka natural resourcesnya tidak sekaya negeri ini. Belanda ( baca : VOC yang sebenarnya bajak laut alias perompak sampai berakhirnya menguasai sebagian Nusantara karena bangkrut diteruskan kolonial Belanda yang memeras hasil bumi anak negeri ). Kolonial Inggris lebih mendidik dan mengembangkan daerah jajahannya karena hendak dijadikan pasar industri mereka ( Inggris adalah negara industri pertama dalam abad 19, sehingga berkepentingan untuk memakmurkan negara jajahannya ). Kebanyakan dari para kandidat yang saya interview, menyadari sumbernya bukan hanya yang berasal dari masyarakat sendiri, akan tetapi dari mis manajemen dan kwalitas para birokrat , dan sebagainya ( banyak yang disampaikan biasanya, dari masalah hukum, SDM yang rendah ( catatan penulis : index perkembangan manusia Indonesia diukur dari pendidikan, kesehatan, dan ekonomi adalah ke 7 dari 11 negara Asia Tenggara dan no. 108 dari 180 - an seluruh negara didunia ), korupsi dimana-mana (bukan hanya istilah dari news.com) , dsb. Saya biasanya menanyakan juga andai mereka yang in charge dan punya otoritas, apa yang akan mereka lakukan? Banyak jawaban, bisa saja sekedar wacana seperti yang pernah mereka dengar, tapi ada juga yang secara serius saya nilai bahwa ia punya perhatian, kemauan, dan idealisme untuk dapat juga berperan serta memperbaiki negeri ini. Mereka punya potensi, karakter yang baik, dsb segala kriteria untuk menjadi birokrat yang baik. Tapi akhirnya, realistik saja sesudah menghabiskan uang orang tua yang cukup banyak dengan kuliah di Universitas , ya cari kerja saja dulu.
Untuk menjadi PNS, yang saya dengar adalah cerita2 minor. Dari orang2 muda yang saya dapatkan, terutama dari Univ. Negeri tertentu dan beberpa swasta tertentu ; yang muslim biasanya aktif di Rohis ( Rohani Islam), yang Kristen di ekumene, PD dan gerejanya. Yang Katolik, hampir tidak pernah saya menemukan kandidat katolik dengan rekord sebagai aktivis di paroki, PMKRI, dsb. Dimana mereka ini? Menjadi pertanyaan, mengapa tidak ada record kegiatan berorganisasi dari kaum muda katolik? baik di kampus maupun di paroki? apakah institusi kaum muda katolik, atau kehidupan kaum muda di paroki sudah tidak mempunyai daya tarik lagi bagi mereka? Kehidupan berorganisasi selama di kampus atau kegiatan ekstra kurikuler , adalah pembelajaran untuk khidupan dalam mereka bekerja . Perusahaan2 biasanya memperhatikan hal ini.Bacaan pertama dalam hari2 di penghujung tahun Liturgi ini adalah tentang Daniel seorang muda dari Yehuda yang beserta 3 orang lainnya dididik untuk menjadi birokrat dan melayani raja penjajah dari Babylon dan Persia. Ketaatannya akan hukum Allah melalui tradisi Yahudi yang terus dilakukannya ( yang lain tidak dapat bertahan ), mengingatkan kita bahwa dari orang muda seperti Daniel bisa lebih bertahan terhadap pengaruh buruk dari lingkungan dan kontaminasi lingkungan, seperti yang saya lihat juga pada anak muda berjilbab di kantor imigrasi. Pada anak anak muda dari kampus yang rekord karitatifnya berkarya untuk kepentingan masyarakat atau orang lain. Kaum muda adalah juga harapan gereja "mereformasi" kehidupan paroki2 yang kurang bergairah. Mereka bisa saja kurang pengalaman, akan tetapi idealisme, kejernihan berpikir, solidaritas , kemauan dan semangat berkarya pro ecclesia et patria. Bisa jadi mereka lebih unggul , masalahnya apakah mereka punya kesempatan?

Monday, November 26, 2007

MONUMEN KASIH FRANSCISCUS XAVERIUS

Ya Tuhan aku cinta padaMu
aku cinta padaMu
bukan aku mengharapkan surga bagiku
bukan lantaran kecut hati
tersulut kobaran api abadi
Engkau, Engkau, Yesusku – demi aku
Engkau wafat membentangkan tangan
menderita tusukan paku tikaman tombak
wajah memar sedih pedih hati tak terukur
peluh menanggung keprihatinan dan menyangga beban
dan akhirnya Engkau wafat ……ini semua demi aku
dan Engkau melihat menerawang terang aku berdosa
lalu aku mengapa aku tak cinta padaMu Yesus ?
jika Engkau sedemikian cinta padaku ?
bukan lantaran aku ingin meraih surga
bukan karena aku akan terbebas dari neraka
bukan lantaran demi untung yang terkandung
melainkan sebagaimana Engkau cinta padaku
akupun cinta padaMu, dan akan selalu begitu
demi pamrih apakah ya Tuhan aku cinta padaMu
selain lantaran Engkau adalah Raja dan Allahku
(doa St. Fransciscus Xaverius, menurut terjemahan Willie Koen , Hatiku Berkobar-kobar , Yogyakarta : Kanisius,1996) life can be understood only looking behind but can be lived only looking ahead (Soren Keerkegaard) Meskipun sejarah adalah kepunyaan masa lalu dan telah berlalu untuk selamanya, dan tidak mungkin dapat kita rekonstruksi lagi setepat apa yang terjadi , saat ini dapat kita ketahui apa yang terjadi di masa – masa lalu dari peninggalan yang ada atau dari tulisan - tulisan sesudah manusia mengenal kebudayaan tulis menulis. Sejarah adalah bagian dari kebudayaan dan juga menyatakan eksistensi manusia yang membedakan manusia dari mahluk lainnya. Sejarah dapat dicatat berdasarkan kesaksian pelaku - pelakunya yang bersentuhan langsung dengan peristiwa, bila bukan dari pelaku sejarah bisa saja berdasarkan wawancara dengan para pelaku yang mengalaminya langsung peristiwa itu sendiri. Meski fakta sejarah tidak dapat kita rekonstruksi lagi, yang kita bisa lakukan adalah mengenangnya. Suatu penghayatan kembali pemikiran dari apa yang dialami oleh para pelaku yang mengalaminya. Peristiwa 200 tahun yang lalu tepatnya 8 Mei 1807 adalah peristiwa sejarah lahirnya Gereja Katolik di Jakarta dengan adanya prefektur apostolik di Batavia yang dipimpin o;eh Mgr.Jacobus Nellisen. Prefektur ini yang kemudian merupakan cikal bakal Keuskupan Agung Jakarta. Dari satu perfektur kemudian berkembang menjadi 36 keuskupan di seluruh provinsi di Indonesia saat ini. Pada sekitar abad 18 negara Belanda dijajah oleh Perancis sehingga lebih timbul kebebasan beragama di Belanda untuk penduduknya dapat memeluk agama Katolik. Meskipun pada zaman VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie), suatu maskapai dagang Belanda (konon sebenarnya sekumpulan dari para bajak laut atau perompak Belanda, penulis) di awal abad ke 16 sudah ada satu gereja katolik di bagian selatan benteng Belanda di Jayakarta saat itu. Ada suatu temuan sebuah salib pada batu Padro yang ditancapkan oleh kepala delegasi Portugis Henrique Leme pada tahun 1522 di tepi sungai Ciliwung (pada tahun 1918 ditemukan di persimpangan Jalan Cengkeh dan Jalan Nelayan Timur) ; sebagai tanda perjanjian antara kerajaan Pajajaran dan Utusan Portugis dari Malaka. Saat itu didirikan sebuah gereja untuk orang Portugis dan orang - orang dari Maluku yang telah dibaptis. Juga sekitar abad 17 - 18 sudah ada komunitas orang2 Katolik yang berasal dari daratan China dan dipekerjakan sebagai koeli atau buruh tambang timah yang melakukan katekisasi terhadap komunitas mereka sendiri, sebelum lahirnya prefektur apostolik di Batavia tersebut. Pewartaan kabar baik atau evangelisasi dari orang – orang yang diutus oleh Kristus, secara tidak langsung akhirnya mencapai Jakarta atau Batavia saat itu. Dari Paulus yang merasul sampai ke Roma dan Makedonia, yang kemudian menjadi negara - negara Balkan; kemudian agama Kristen yang menyebar melalui Negara – Negara Balkan ini sampai ke Belanda dan akhirnya dari Belanda yang menjajah kita, sampai ke Jakarta atau Batavia saat itu. Paroki St. Ignatius lahir pada tahun 1949 dari “gereja ibu” St. Theresia yang yang didirikan pada tahun 1930; terletak dijalan Malang , Menteng , Jakarta Pusat. Gereja baru yang didirikan oleh para pastor Yesuit ini mengambil nama pendiri serikat Yesut atau Yesuit sendiri yaitu St. Ignatius de Loyola . Sampai periode tahun 80 - an gereja atau paroki Santo Ignatius de Loyola digembalakan oleh para pastor Yesuit. Meskipun Jesuit misionearis pertama di Asia Santo Fransciscus Xaverius telah singgah di Maluku (dari kedudukannya di Goa - India Barat, dimana Santo Fransciscus Xaverius sering disebut Paulus kedua karena ia merasul dengan menempuh perjalanan jauh seperti Paulus sampai ke Malaka, Maluku, Jepang, dan sebuah pulau kecil di dekat daratan Cina dalam rencananya memasuki daratan Cina) untuk melakukan evangelisasi pada abad 15 an, namun para Jesuit dari Belandalah yang secara missioner melahirkan paroki Santo Ignatius, lebih dari 4 abad kemudian. Sementara itu para misionaris juga dengan menyertai para pedagang Portugis juga menginjili di bumi Nusantara bagian timur, yaitu di pulau Flores dan pulau Timor. Konggergasi Yesuit adalah sebuah societas yang didirikan oleh Ignatius Loyola, sorang bangsawan Spanyol yang dilahirkan pada tahun 1506. Awal abad 16 adalah zaman emas Eropa yang baru lepas dari pendudukan Arab. Banyak penemuan ilmiah baru lahir, sudah ada pelayaran lebih separoh dunia oleh Columbus atau Amerika baru ditemukan, pelaut-pelaut lainnya yang juga menemukan Amerika, ataupun seperti Vasco de Gama yang berlayar jauh (sebenarnya 8 decade sebelumnya) Zang He atau Cheng Ho seorang panglima kasim yang muslim dan menyebarkan agama Islam yang mampir di Palembang dan Semarang/Sam Po Kong pada awal abad 14; juga sudah lebih awal melakukan perjalanan yang lebih jauh sampai 7 kali sampai ke Afrika pada tahun 1417 dan konon pasukan Zhang He inilah yang menaklukkan dan meruntuhkan kerajaan Majapahit dengan pertempuran di muara kali Porong.
Abad 16 adalah masa keemasan spiritualitas Katolik, dengan lahirnya konggergasi Yesuit yang mempunyai spiritualias kerasulan : bekerja sama dengan Tuhan di dalam dunia untuk menyelamatkan kemanusiaan dengan memerangi musuh - musuh kemanusiaan dengan; mengisi dunia dengan pengetahuan dari kehidupan sejati. Companions in the Lord, doing God's work, for the hope of the world. Berkarya bersama Tuhan yang hidup bukan hanya bekerja bagi Tuhan, menyerahkan totalitas dirinya (to insert himself) kedalam pekerjaan Tuhan di dunia. Serikat Yesuit ini berkembang di Paris yang saat itu banyak mengalami perubahan, oleh sekelompok mahasiswa yaitu Ignatius Loyola sendiri, Francis Xavier, dan Peter Faber; ketika mereka belajar Theologi pada periode 1528 - 1534. Yang mengesankan dan masih banyak dikenang oleh umat dari para Yesuit ini, adalah kunjungan para pastor ini kepada umat gembalaannya , meskipun saat itu jumlah umat lebih dari 5200 orang atau hampir dua kali lipat jumlah umat yang sekarang. Pastor Wayenburg mendatangi umat dan calon baptis dengan mengadakan katekisasi dirumah warga, meskipun pesertanya hanya sedikit orang ; sedangkan Pastor Kuyt yang doctor filsafat dan theologi dengan sepeda tuanya dan tas kulit coklatnya (meski beliau sudah lanjut usia) mendatangi umat yang berdiam di kampung –kampung di sekitar jalan Kawi atau wilayah Robertus Southwell. Pernah beliau mampir dirumah penulis yang baru pindah . Sekali diperkenalkan dengan nama anak – anak penulis yang masih kecil – kecil, setiap kali bertemu di gereja, beliau mengingat dengan baik nama anak – anak penulis. Kemampuan memori atau daya ingatnya luar biasa dan kalau kami sekeluarga kami tidak ke gereja St. Ignatius, karena pergi ke gereja Katedral , beliau mengetahui dan menegur kami. Kemudian pada tahun 1985 sampai dengan tahun 1990 kita mengenal Pastor William Heffernan , MM dari Amerika. Seorang doctor ahli hukum gereja yang banyak membereskan perkawinan campur umat paroki Ignatius, sehingga secara hukum gereja menjadi perkawinan yang syah. Yang mengesankan dari a;amarhum pastor Bill (sebutan pastor William ini) , setiap hari Jumat pagi antara jam 6 dan 7 pagi, sosoknya yang tinggi dengan berpakaian imam jubah putih berjalan cepat melewati rumah penulis untuk mengunjungi dan secara rutin membagikan komuni sendiri kepada umat yang jompo dan sakit di wilayah Kawi Bawah sekitar pasar Ratna (sekarang sudah dibongkar). Dari penuturan umat yang penulis wawancarai dan bersentuhan langsung dengan pelayanan kasih gembalaan pastor ini, ternyata beliau membagikan kepada banyak orang sakit dan tua di daerah ini. Mungkin pembagian komuni ini , beliau lakukan juga di wilayah lain pada hari – hari lainnya . Bahkan kemudian penulis ketahui, beliau masih membagikan komuni ke rumah sakit saat umatnya dirawat di RS. St Carolus. Padahal di rumah sakit itu setahu penulis ada pastor Ben Tentua, OFM dari Paroki Kramat yang juga membagikan untuk pasien – pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut. Suatu pelayanan pastoral seorang gembala yang baik terhadap umatnya. Setelah itu paroki mengalami periode beberapa pastor diocesan atau praja yang sering sekali gonta - ganti sebagai pastor kepala parokinya; dan tercatat juga beberapa yang keluar dari imamatnya ketika karya pastoralnya di paroki Santo Ignatius. Tidak kurang dari 7 orang pastor praja yang keluar masuk paroki pada periode tahun 1986 sampai dengan tahun 1995; Pada awal 1996 pastor gembala kembali dijabat seorang Yesuit, yaitu oleh Pastor Antonius Lammers SJ yang dipindah dari paroki Tanjung Priok. Beliau adalah Yesuit terakhir yang menjadi Pastor kepala paroki dan menjabat dari tahun 1996 sampai tahun 2003. Pastor Lammers pernah bercerita bahwa tahun 50 an, bersama pastor Koolman dan Sugiri sebagai novis yang berusia belasan tahun sampai di Tanjung Priok naik kapal laut yang lama perjalananya berbulan - bulan dari Belanda ; Tiga orang yang baru melewati masa remaja pengagum Ignatius de Loyola , menyebrangi lautan pergi jauh ketanah Jawa yang eksotis untuk menjadi pewarta Sabda dan Kerajaan Allah. Kemudian meneruskan perjalanan dengan kereta api barang ke Semarang dan menjadi hitam karena asap loko yang mungkin masih menggunakan batu bara atau kayu bakar, untuk menjadi para missionaris Yesuit . Sampai saat ini mereka masih berkarya dan taat akan ikrar setia mereka kepada Sang Raja dan Gembala Agung. Para Yesuit menggembalakan paroki Santo Ignatius selama hampir lima puluh tahun atau setengah abad. Dari pastor pertama P.J. Janssen SJ (1948), kemudian Jesuit lainnya sampai tahun 1985; sesudah itu seorang misionaris dari Amerika Serikat , seorang Misionaris Milhill (MM), William Heffernan,MM ; mengambil alih paroki ini sampai 1985 kemudian diserahkan kepada imam diosesan. Berapa imam diosesan ini meninggalkan imamatnya waktu bertugas di paroki ini . Tahun 1996 P.A. Lammers SJ ditugaskan membenahi paroki ini sampai dikembalikan lagi kepada imam diosesan pada tahun 2003 ( 200 Tahun Gereja Katolik di Jakarta, hal.281, Adolf Heuken,SJ; Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2007 ). Yang menarik dari pastor tua ini, sama seperti para Yesuit pendahulunya seperti Pastor Kuyt dan Bastianse, juga Romo Sunar yang kemudian menjadi Vikaris Jendral adalah dalam kunjungan ke umatnya (huis bezoek). Yang penulis kenang dengan Pastor Lammers yang sudah berusia lebih dari 70 tahun ini, adalah pada suatu waktu di lingkungan kami , beliau minta diantar mengunjungi umat yang lanjut usia dan atau mengalami sakit tua , umumnya para ibu yang berusia diatas tujuh puluhan tahun bahkan diatas 80 -an tahun. Beberapa dari mereka tampak begitu gembira dikunjungi pastornya, ada diantara mereka yang berkomunikasi menggunakan bahasa Belanda dengan pastor tua ini. Sesudah kunjungan ini dalam hitungan bulan saja, para ibu ini berurutan meninggal dunia, sehingga dalam periode 14 bulan , tujuh orang meninggal atau rata – rata dalam dua bulan ada yang meninggal. Entah kebetulan atau tidak, mungkin para ibu tua ini sesudah dikunjungi gembalanya menjadi rindu untuk memandang wajah Allah dan segera kembali ke rumah Bapa. Saat itu belum ada prodiakon, yang ada adalah API atau awam pelayan ibadat, bukan untuk membawakan ibadat di pemakaman seperti para prodiakon. Maka yang pontang panting adalah pengurus lingkungan untuk penyelenggaraan ibadat – ibadat kematian. Kalau keluarga masih menginginkan hadirnya seorang pastor, ketua lingkungan mengusahakan kehadiran seorang pastor - pastor SVD dari Wisma Soverdi di Matraman Raya atau mencari pastor tamu yang kebenaran singgah di Jakarta, tempatnya di Wisma Unio, di jalan Kramat V. Kejadian ini karena kebijaksanaan dari paroki ini konon dari KAJ yang menyarankan Pastor cukup datang sekali untuk misa requiem. Kalau memang benar arahan dari KAJ tersebut , sangat disayangkan oleh pastor paroki digunakan sebagai justifikasi atau pembenaran menjadi seorang minimalis dalam pelayanan pastoralnya. Kalau mempunyai waktu mengapa cukup datang hanya sekali. Atau memang ada jurisdiksinya dalam pelayanan pastoral seorang imam sebagai pejabat gereja atau seorang ordinary gereja , dalam peristiwa kematian kunjungan yang hanya sekali sudah memadai. Padahal umat biasanya berkumpul menemani keluarga yang ditinggalkan atau ikut berbela sungkawa setiap malam untuk beribadat sebelum jenasah dimakamkan. Kecuali pastor paroki memang begitu sibuk atau demikian ketat jadwal pelayanannya, sehingga tidak memungkinkan untuk hadir lagi atau mengadakan ibadat penguburan (kecuali bagi orang orang tertentu) dan biasanya selalu dilakukan oleh para prodiakon (khas Indonesia). Suatu waktu Pastor Lammers mengatakan bahwa umat wilayah FX adalah umat yang parasit, mau menikmati liturgi ibadat ekaristi tetapi tidak memberikan kontribusi dengan adanya koor wilayah. Oleh karena tegurannya ini, maka lahirlah koor wilayah FX pada tahun 1997 dengan inisiatif Ibu Jenni Ticoalu yang menjadi ketua wilayah saat itu. Meskipun kemampuan berseni suara dari para anggota-anggotanya hanya pas-pasan umat wilayah FX berusaha membentuk koor wilayah dengan mengundang dirigent dari luar wilayah dan berlatih dengan tekun setiap hari Kamis malam, di sebuah rumah umat di jalan Lawu yang secara khusus menyediakan tempat untuk pertemuan lingkungan , pendalaman iman atau kitab suci, dan juga latihan koor. Meskipun pas - pasan pada perlombaan koor antar wilayah dalammemperingati 50 tahun berdirinya paroki Santo Ignatius, koor wilayah FX memperoleh juarakedua. Penulisan sejarah 200 tahun gereja di Keuskupan Agung Jakarta, merupakan momen yang sayang kalau dilewatkan berlalu begitu saja. Mudah – mudahan rencana penulisan sejarah di paroki St. Ignatius pun melibatkan umat dalam keikutsertaan memberikan sumbangan yang berarti mengenai catatan – catatan lahirnya sebuah paroki yang telah berumur lebih dari 50 tahun. Sebuah paroki di jantung kota Jakarta yang umatnya menjadi berkurang karena banyaknya gusuran, konsekwensi perubahan tata kota untuk menjadi metropolitan yang membongkar bangunan – bangunan tua dan menggantinya dengan gedung – gedung tinggi , sebagian sampai sekarang di daerah dekat Menara Imperium dan sekitar Gang Edi,masih terbengkalaI sebagai tanah kosong akibat krisis moneter tahun 1997. Paroki St Ignatius dalam usianya yang ke 58 tahun adalah paroki yang cukup tua . Kata seorang rohaniwan, tempat yang sering dipakai untuk berrelasi dengan Tuhan atau beribadat demikian juga sebuah gereja tua , biasanya mempunyai nilai sakral yang lebih atau mempunyai greget . Allah Bapa yang Maha Baik sudah begitu sering hadir menjumpai putra - putriNya yang dikasihiNya dalam relasi doa - doa yang disampaikan, ikut solider dengan anak -anakNya yang menanggung beban atau berkeluh kesah karena mempunyai persoalan; ataupun untuk menyampaikan doa puji syukur kepada Sang Pencipta. Allah yang masih ingin terus berkomunikasi dan hadir menemui putera - puteriNya. Panitya penulisan sejarah dari paroki menugaskan setiap wilayah untuk menyampaikan tulisan. Kami dari wilayah Fransciscus Xaverius mencoba. menyampaikan tulisan yang juga merupakan pandangan sebagian umat di wilayah Wilayah yang mengambil nama Santo pelindung yang begitu populer bagi masyarakat katolik di Indonesia., saat ini mempunyai 3 lingkungan yang semula 4 lingkungan . Mengalami pengurangan satu lingkungan karena umatnya tergusur. Jumlah KK adalah 104 KK, terdiri dari 62 KK di Lingkungan Ignatius de Azevedo, 20 KK di Lingkungan Petrus Faber dan 22 KK di Lingkungan Antonius Daniel; dengan komposisi sebagian besar umat adalah yang berusia setengah tua, dan banyak yang sudah lanjut usia . Umat dengan usia muda sangat kurang dan makin lama makin kurang berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan. Banyak dari mereka pulang kerja sampai larut malam. Dari yang muda – muda cukup banyak juga yang sudah keluar rumah karena sudah menikah atau banyak berada di daerah lain karena meneruskan pendidikan atau bekerja di tempat lain. Bahkan mereka tersebar di benua lain, anak anak yang pada periode tahun delapan puluhan mengikuti sekolah minggu yang dikelola para mudika FX, di sebuah rumah tua di jalan Salak no. 33 dan no. 35 pada periode tahun 1980 an, dibedakan dari kelompok umur yang masih kecil - kecil dan yang sedikit lebih besar. Saya mengutip dari buku Peringatan 50 tahun Paroki Santo Ignatius yang diterbitkan Panitya Peringatan 50 tahun Paroki Santo Ignatius pada tahun 1999 sebagai berikut ; Dua tahun terakhir ini wilayah FX telah memiliki paduan suara. Wilayah ini tidak mempunyai banyak warga usia mudika, namun mereka mau terlibat dalam kegiatan di lingkungan, wilayah maupun di paroki. Kegiatan lain yang spesifik adalah persekutuan doa wilayah, kelompok doa dari para ibu yang mengadakan kunjungan kepada umat yang lanjut usia atau sakit. Mendukung dengan doa umat yang terkena musibah dan memerlukan bantuan. Keterlibatan wilayah ini dalam paroki terlihat dari keanggotaan dalam Dewan Paroki, ketua seksi dan kelompok kategorial, dan prodiakon (hal. 41). Barangkali sebagai nama baptis, nama FX atau Fransciscus Xaveriuslah yang paling banyak digunakan sebagai nama baptis di Indonesia.Bila kita melihat pelajaran sejarah di sekolah menengah bahwa nama Fransciscus Xaverius dikenal sebagai penyebar atau misionaris pertama agama nasrani pada abad 15 di Kepulauan Maluku. Fransesco adalah seorang bangsawan Portugal kelahiran 7 April 1506 di Navarre dalam Puri Javier sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Pergi ke Perancis; untuk belajar di kolese St. Barbara dan kemudian bersama Ignatius de Loyola dan Petrus Faber belajar teologi di Paris. ......It is truly a matter of wonder that one man in the short space of ten years (6 May, 1542 - 2 December, 1552) could have visited so many countries, traversed so many seas, preached the Gospel to so many nations, and converted so many infidels. The incomparable apostolic zeal which animated him, and the stupendous miracles which God wrought through him, explain this marvel, which has no equal elsewhere. The list of the principal miracles may be found in the Bull of canonization. St. Francis Xavier is considered the greatest missionary since the time of the Apostles, and the zeal he displayed, the wonderful miracles he performed, and the great number of souls he brought to the light of true Faith, entitle him to this distinction. He was canonized with St. Ignatius in 1622, although on account of the death of Gregory XV, the Bull of canonization was not published until the following year(Catholic Encycopedia). The body of the saint is still enshrined at Goa in the church which formerly belonged to the Society. In 1614 by order of Claudius Acquaviva, General of the Society of Jesus, the right arm was severed at the elbow and conveyed to Rome, where the present altar was erected to receive it in the church of the Gesu.He led an extensive mission into Asia, mainly in the Portuguese Empire of the time. He was influential in the spreading and upkeep of Catholicism most notably in India, but also ventured into Japan, Borneo, the Moluccas, and other areas which had thus far not been visited by Christian missionaries. In these areas, being a pioneer and struggling to learn the local languages in the face of opposition, he had less success than he had enjoyed in India. It was a goal of Xavier to one day reach China.(Wikipedia). Perkenalannya dengan Ignatius Loyola bersama Peter Faber atau Pierre Favre kelahiran 13 April 1506 di suatu desa Villareto, daerah Savoya, wilayah Genova. Para Putera Gereja inilah yang merupakan ketiga orang Yesuit pertama, yang secara khusus dirayakan di seluruh dunia dalam tahun Yubilleum Agung 2006 ini. Ketiga Jesuit pertama ini diabadikan namanya sebagai nama nama lingkungan di bilangan Guntur bersamaan dengan dua orang Jeuit lainnya Antonies Daniel dan Sebastianus Kimura. Menyambut 450 tahun afatnya Ignatius de Loyola dan 500 tahun kelahiran Fransciscus Xaverius dan Beato Petrus Faber. Demikian juga di Jakarta dirayakan dengan Novena Besar Yubilleum di Gereja Santa Theresia, Jakarta Pusat. Para Yesuit di Indonesia terutama di pulau Jawa dikenal dalam pendidikan sekolah - sekolah menengahnya atau kolese yang berkwalitas tinggi seperti di Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta. Banyak dari para Yesuit ini adalah juga pengajar yang biasanya juga mempunyai keahlian atau profesi tertentu. Dari konggregasi Yesuit ini dikenal pula Latihan Rohani (Excercitia Spiritualita) yang merupakan panduan retret yang telah digunakan berabad – abad dan banyak dipakai oleh para rohaniwan dan pemimpin umat sebagai panduan dalam retret . Paus Pius XI dalam ensiklik Mens Nostra menyatakan bahwa kekuatan metode Ignasian dalam Latihan Rohani mengajarkan cara retret yang mengagumkan untuk menolong umat beriman membangun hidup menurut teladan Yesus dengan pemeriksaan hati dan pertobatan yang menumbuhkah kasih terhadap Yesus, untuk kemudian menjadi pengikut setia dan menerima tugas perutusanNya; Puncak dari Latihan Rohani adalah kontemplasi sehingga yang dilakukan adalah kehendak Allah; bukan kehendak pribadi dan meninggalkan segala kelekatan terhadap kekuasaan, status, kekayaan, popularitas dan sebagainya yang menghalangi kehidupan rohani umat beriman. Pada tahun 1540 Francis Xavier atau Fransesco yang kita kenal disini sebagai Fransciscus Xaverius diutus ke Goa, India dan wilayah timur jauh lainnya menumpang armada Portugis, menjadi missioner dan pernah singgah di Malaka daratan Malaysia dan Maluku, Jepang dan China. Dalam usahanya masuk daratan China, ia menemui ajalnya pada tahun 1552 di pulau San Chian sebelum dapat memasuki daratan China. Bila melihat sejarah gereja katolik di Indonesia, para Yesuitlah yang pertama datang untuk memberitakan injil hampir 500 tahun yang lalu di Maluku. Beliau dimakamkan di Goa, India . Ia melakukan pewartaan lewat cara hidup dan kemampuan penyesuaian dirinya dengan budaya dan adat istiadat penduduk setempat. Sesudah Paulus, ia adalah rasul yang paling jauh melakukan perjalanan dalam karya pewartaan kabar baik, sehingga ia diangkat menjadi Santo Pelindung para misionaris. Fransesco merupakan pemimpin local yang pertama dari Serikat Yesus di India. Pada tahun - tahun periode tujuhpuluhan, saat pembentukan rata marga yang sekarang menjadi lingkungan dan wilayah di dalam paroki St. Ignatius , nama para Yesuit digunakan sebagai santo pelindung karena memang para gembala di paroki St. Ignatius adalah pastor –pastor Yesuit. Rasanya nama – nama itu begitu indah dan mempunyai nilai magis dari para Yesuit yang berkarya di seluruh dunia. Tidaklah heran bila wilayah memilih nama besar Fransciscus Xaverius sebagai santo pelindung. Demikian juga lingkungan – lingkungan yang ada di wilayah FX memilih nama – nama pelindung dengan menggunakan nama - nama para Yesuit seperti Ignatius de Azevedo , Antonius Daniel, Petrus Faber , dan Sebastianus Kimura seorang Yesuit Jepang yang menjadi martir dalam tugas perutusannya. Karena umat di lingkungan Kimura tinggal beberapa kepala keluarga, akhirnya lingkungan ini digabung dengan lingkungan Antonius Daniel. Meskipun kepengurusan Dewan Paroki tahun 2003 – 2006 dengan kepemimpinan pastor kepala paroki telah mengganti nama – nama santo pelindung ini dengan nama – nama FX 1, 2 , dan 3 ; dalam kehidupan sehari - hari umat di wilayah FX nama – nama yang telah dipakai puluhan tahun itu dalam realitasnya tidak hilang dan tetap dipakai ; nama – nama FX 1,2, dan 3 hanya dipakai dalam berita paroki yang seringkali membuat saya pribadi lebih susah mengingat atau keliru mana yang 1, mana yang 2 atau yang 3. Nama dari para misionaris Yesuit yang diabadikan oleh umat paroki Santo Ignatius dalam pembentukan nama – nama lingkungannya telah dimusnahkan dan tidak bermakna dengan pengnomoran 1, 2 , dan 3 dari wilayah FX. Sangat disayangkan hilangnya nama – nama para Yesuit yang dijadikan sebagai santo pelindung oleh umat lingkungan. Nama yang telah terpatri lebih dari 30 tahun dihilangkan begitu saja oleh segelintir orang dan pastor paroki yang merasa mempunyai kesewenangan untuk merobah , tanpa membicarakannya dengan umat yang bersangkutan. Yah itulah budaya kita yang kurang menghargai sejarah, menghancurkan yang lama dan ingin merubah sesuai selera ketika berkuasa. Sebuah arogansi kesewenangan beberapa orang yang merasa mewakili umat. Secara teritorial Wilayah FX dalam peta DKI Jakarta, terletak bagaikan suatu noktah persegi di kelurahan Guntur dan Pasar Manggis yang areanya menggunakan nama-nama gunung di pulau Jawa antara Jl. HR Rasuna Said di sebelah selatan dan Sultan Agung di sebelah utara, dan antara Jl. Halimun di sebelah barat dan Kencana di sebelah timur. Jumlah KK terus berkurang karena umatnya pindah atau rumahnya dijual. Keluarga muda amat jarang untuk dapat menempati daerah ini, kecuali masih tinggal dengan orang tua. Biasanya pindah kepinggiran atau mencari apartemen untuk tempat tinggal. Mungkin sudah harus dipikirkan bahwa suatu saat dalam masyarakat metropolitan , birokrasi paroki yang sifatnya teritorial suatu saat akan ditinggalkan. Contohnya gereja Katedral dan Santa Theresia merupakan gereja yang banyak dikunjungi oleh umat yang tidak bertempat tinggal atau berdomisili di area tersebut. Bisa jadi suatu saat di Jakarta akan timbul gereja yang bukan sifatnya teritorial, akan tetapi bersifat kategorial atau umat bisa ke gereja mana saja yang dianggap bisa lebih sesuai dengan kebutuhannya dalam berelasi dengan Sang Pencipta atau berelasi dengan sesamanya. Gereja yang terbuka bagi segenap umat dan membuka pintunya lebar - lebar setiap saat seseoran ingin berdoa atau merenung di depan salib atau di gua Maria. Dalam refleksi penulisan buku peringatan 200 tahun sejarah paroki Santo Ignatius, pastilah ada hal - hal yang dikenang baik yang pahit atau yang manis, ada juga hal - hal yang mungkin terlupakan. Apapun yang terjadi sebagai peristiwa sejarah, seyogyanya dapat dipelihara dan menjadi kenangan atau monumental batin dari para pelaku yang bersentuhan dan mengalaminya. Umat wilayah Fransciscus Xaverius paroki Santo Ignatius; dalam kegiatan lingkungan yang sebagaimana keinginan Bapak Uskup untuk meningkatkan kehidupan umat basis gereja di lingkungan - lingkungan, sangatlah mengharapkan suatu perkembangan kehidupan spiritual atau kehidupan iman yang tumbuh dan berkembang . Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh peran para gembala di paroki dan juga oleh peranan para awam yang mau berkarya dalam lingkungan atau wilayah. Bukan hanya sebagai pengorbanan dalam melayani sesama, akan tetapi lebih baik kalau persepsinya bukanlah pengorbanan karena tenaga, waktu, juga materi; akan tetapi karena sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada Bapa yang maha baik. Harapan kami sebagai umat adalah agar gembala- gembala kecil dalam paroki hendaknya mengambil idola seorang murid yang seperti Rasul Paulus sebagai figur identifikasi dirinya dalam berkarya melayani Yesus Sang Raja dan ikut ambil bagian dalam mengembangkan Kerajaan Allah di bumi ini dalam berkarya untuk sesama umat. Kami ingin mengutip pandangan Martin Buber seorang filsuf eksistensialism yang bisa diterapkan dalam kehidupan umat basis. Martin Buber mengajukan hubungan Aku – Kamu sebagai hubungan yang paling mendalam antara manusia dengan Allah. Spriritualitas sejati bersifat komunal, karena Roh tidak berkaitan dengan hanya orang perorangan, melainkan dengan hubungan antara mereka, melalui kamu – kamu manusiawi orang dapat bertemu dengan Kamu Abadi. Paguyuban atau komunitas lingkungan adalah seperti koionia yang diajarkan Santo Paulus. Kita memang tidak dapat berelasi dengan Tuhan tanpa hubungan dengan sesama kita. Monumen kasih Santo Fransciscus Xaverius yang melakukan penginjilan atau penyampaian kabar baik evangelisasi ke bumi Indonesia , semoga dapat menjadi spiritualitas umat bukan hanya dengan menginjili dan membaptis sesama seperti di masa lalu , tetapi menjadi tanda Kristus yang hadirdiantara sesama kita, dengan berperilaku dan bersikap sebagai seorang pengikut Kristus. Menjadi seorang murid yang menghayati arti dari pemuridan seperti yang dikehendakiNya dalam menyampaikan kebenaran dan perintah - perintahNya dengan spiritualitas yang alkitabiah sebagai sumber inspirasi. Pada tahun ke enam dari Yubelium Milenium Ketiga sekarang ini , semoga benar - benar membawa kepada tahun - tahun yang penuh rahmat Tuhan, saatTuhan menyelamatkan umatNya melalui Sang Sabda dalam diri Yesus Kristus. Makin disadari peranan awam menggereja dan makin mencintai kitab suci dan juga sekaligus menjadi pelaku Sabda. Khususnya umat beriman di Keuskupan Agung Jakarta yang merayakan pesta 200 tahun pewartaan dan berdirnya Keuskupan Agung Jakarta menjadi tanda Kristus yang hadir bagi dunia kehidupan di sekitarnya. Sesuai hymne 200 tahun Gereja Katolik Jakarta ; makin setia kepada Yesus makin berbakti kepada Nusa dan Bangsa. Pro Ecclesia et Patria. Selamat Merayakan. Jakarta, April 2006
Suatu kilasan refleksi kehidupan dalam paroki berdasarkan pengalaman pribadi dan catatan dari umat wilayah Fransciscus Xaverius, Paroki Santo Ignatius, Menteng - Jakarta Pusat

Saturday, November 24, 2007

KITAB SUCI JALAN MENGENAL YESUS


Ya Tuhan,
Bapa yang Maha Baik
Puji syukur kami haturkan
kehadiratMu yang Kudus
Allah Roh Kudus,
datanglah menerangi kami
dan menjadikan kami menjadi pengikut Kristus yang setia
manakala kita jatuh
karena kami adalah manusia yang lemah
dan lalai menjalankan perintah Bapa

Tuhan Yesus,
dampingilah dan bantulah kami
ingatkan kami akan pengorbananMu yang tiada tara
biarlah Engkau datang dengan pertanyaanMu yang manis
“anakKu, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari yang lain?”

Tuhan Yesus ,
firmanMu masih berbicara kepada kami
melalui kitab suci dan injilMu
tetapi kami selalu cenderung menjauh dariMu
Engkau sekarang tidak mempunyai mulut
( tentara Romawi mendera Mu sehingga lidahMu kelu )
Engkau sekarang tidak mempunyai tangan dan kaki
(mereka telah memaku tangan dan kakimu pada kayu salib)
Engkau sekarang tidak mempunyai tangan
(mereka telah merentangkan tanganMu yang kudus antara langit dan bumi)
Engkau sekarang mempunyai hati yang berdarah
( mereka telah menusukkan kedalam lambungMu tombak yang mengalirkan darah dan air (tapi bukankah akupun salah seorang dari mereka – mereka itu)
tetapi Yesus, karena kasih keAllahan mu yang tetap setia
menyelamatkan kami yang lemah dan cenderung berdosa
(apakah manusia sehingga Kau indahkan? Kauperhatikan?)
curahkanlah air dan darah
dari hatiMu yang kudus
sebagai minuman penyegar jiwa
yang menguatkan kami
pakailah kami sebagai alatMu
untuk berperan serta dalam memuliakan Bapa

Beberapa hari terakhir ini telah terjadi peristiwa dahsyat yang diketahui semua penduduk Yerusalem, bahwa seorang nabi, Yesus orang Nasareth yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan bangsa Israel, telah diserahkan oleh para imam kepala dan para pemimpin Israel kepada penguasa Roma untuk dihukum mati dengan disalibkan. Beberapa murid kembali kepada profesi semula , demikian juga Petrus dan beberapa murid untuk menghidupi dirinya kembali menjadi nelayan, profesi yang sudah ditinggalkannya sejak 3 tahun yang lalu. Mereka benar – benar merasa sedih dan kehilangan. Juga sangat ketakutan akan ditangkap dan diadili juga, karena menjadi pengikut Yesus yang telah diadili bagaikan seorang penjahat, mengaku Raja dan dituduh melawan kaisar. Akan tetapi para murid kemudian menyadari bahwa Sang Guru telah kembali kepada mereka dengan penampakan –penampakanNya saat Thomas yang tidak percaya dan dalam perjalanan ke Emaus kepada murid yang lain. Pagi hari itu di tepi danau Tiberias Tuhan Yesus menampakkan diri lagi untuk ketiga kalinya kepada para murid, yaitu Petrus bersama Thomas, Natanael dan kedua anak Zebedeus, yaitu Yohanes dan Jakobus. Mujizat terjadi lagi dengan tangkapan ikan yang berlimpah tanpa mengoyakkan jala dengan 153 ekor ikan besar. Padahal semalaman, sebelum Tuhan Yesus hadir, Petrus dan para murid lain tidak mendapatkan apa- apa. Ketika Yesus bertanya “Simon, anak Yohanes apakah engkau mengasihi Aku?”, sangatlah sedih hati Petrus karena pertanyaan Yesus mengingatkannya kembali kepada penyangkalannya kepada Guru yang dikasihinya sampai 3 kali. Penyesalan yang terus membebaninya dalam pikirannya dan betapa ia merasakan bahwa dirinya adalah seorang berdosa. Petrus yang telah menyangkal Yesus 3 kali dengan mengatakan: Aku bukan seorang diantara mereka , bukan muridNya, dan aku tidak tahu apa yang kau katakan kepada perempuan dan seorang hamba Imam Besar yang menanyainya. Tiga kali ia menyangkal dengan derajat yang meningkat, sampai ayam berkokok dan ia menangis karena menyesali perbuatannya terhadap Tuhan yang dikasihinya dan diikutinya selama 3 tahun. Petrus yang sangat hancur hatinya dan merasa sangat bersalah kepada Sang Guru, betul - betul dihancurkan hatinya dengan segala penyesalannya . Ia yang begitu dipercaya untuk memimpin dan sebagai penerus mendirikan kerajaan Allah didunia begitu terganggu dalam segalanya. Semacam personality disorder karena perasaan bersalah yang sangat besat dalam dirinya. Dan ia merasakan betapa ia juga sangat mengasihi Sang Guru, junjungannya yang benar - benar Tuhan. Ini sangat mengganggu segala kesehariannya dalam melakukan pekerjaannya kembali sebagai nelayan, dengan hati yang sangat tawar dan penuh perasaan bersalah. Tuhan Yesus sendiri pernah berkata kepadanya: "Tu es Petrus et super hanc petram aedificabo ecclesiam meam ; Peter : you are rock , on this rock foundation I will build My church". Dalam hati kecilnya Petrus berpikir: Apakah Yesus mengampuni dirinya karena perbuatannya yang lalu. Karena ia telah meninggalkan Sang Guru ketika Yesus diseret ke pengadilan dan ia, murid yang utama, tidak melakukan sesuatupun karena ketakutan sebagai pengikut Kristus. Petrus begitu menderita, derita yang juga karena ia sangat mengasihi Yesus Sang Guru. Rupanya Tuhan yang begitu pengampun tidak mempermasalahkan Petrus dan murid2 lain mengapa mereka kembali menjala ikan, meski sudah bersama selama 3 tahun dan telah percaya bahwa orang yang mereka ikuti adalah Tuhan sang juruselamat. Mereka telah diperintahkan untuk menjala manusia namun malah menyembunyikan diri dan kembali menjadi penjala ikan. Injil Yohanes menulis dalam teks Yunani dengan kata agaphao atau disini kita kenal sebagai agape. Dua kali Petrus menjawab dengan phaleo yang kita kenal dengan kata filia. Dalam bahasa Yunani jawaban Petrus merupakan suatu pengertian faktual yang berdasarkan pemikiran yang rasional seperti persahabatan atau saya suka. Petrus akhirnya menyadari apa yang dikehendaki Kristus. Seperti yang dinubuatkan Yesus, Petrus merasul disekitar Roma dan dihukum mati dengan disalib juga. Atas permintaannya sendiri karena merasa tak layak disalibkan seperti Yesus, ia minta disalibkan secara terbalik. Kitapun sama seperti Petrus, bila Petrus hanya menyangkal Yesus tiga kali, kita dalam kehidupan sehari-hari telah menyangkal Tuhan dengan jumlah yang tak terhitung, dengan segala pikiran, perbuatan, dan kelalaian2 kita. Tiap kali kita jatuh kedalam dosa kita telah menyangkal Allah. Setiap kali kita jatuh kedalam dosa, Ia akan datang menanyai kita: ”Hai anak2 Ku apakah kamu mengasihi Aku ?” Ia yang tidak pernah meninggalkan kita dan selalu disamping kita, bahkan membopong kita manakala kita jatuh kedalam dosa Sama seperti seorang gembala yang baik membopong dombanya yang sakit atau luka dengan penuh kasih. Dengan wajahNya yang penuh belas kasih Ia mengulurkan kedua tanganNya yang berbekas luka paku karena dosa – dosa kita menanyai kita dengan lemah lembut tanpa menyalahkan kita karena kita semua adalah manusia yang lemah. Bila pesan akhir Yesus kepada Petrus: “Ikutlah Aku!”, apakah pesan itu berlaku pula kepada kita semua sebagai pengikut dan murid Kristus? Yang dikerjakanNya adalah selalu kehendak Bapa . Kita semua yang telah menerima baptisan, telah menjadi satu kesatuan umat Allah dalam Tubuh Mistik Kristus dengan Kristus sendiri sebagai Kepala dan kita semua adalah anggota, dalam persekutuan umat Allah atau Gereja.
Gereja yang diciptakan untuk menyebar luaskan kerajaan Kristus dimana-mana demi kemuliaan Allah Bapa. Melalui sakramen Krisma kita diteguhkan oleh kekuatan Roh Kudus dan ditetapkan oleh Tuhan sendiri untuk merasul. Selama belum adanya awam bersama hirarki yang merasul, Gereja akan terus mengembara. Dengan kerasulan yang dimaksud adalah di manapun berada memberi kesaksian akan Kristus, yang dijalankan dalam iman, harapan, dan cinta kasih mengichtiarkan kehidupan kekal dan keselamatan Allah bagi semua orang. Melalui mengenalkan Kristus kepada orang – orang yang belum mengenalNya.
Didorong cinta kasih yang berasal dari Allah yang dicurahkan melalui Roh yang bersemayam di dalam diri kita dapat menyampaikan keutamaan2 dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tanda Kristus yang hadir. Nilai2 kejujuran, ketulusan hati, semangat keadilan, peri kemanusiaan, dan integritas sebagai pengikut Kristus, dan menunjukkan kepada dunia sekitar kita bahwa inilah orang Kristen pengikut Kristus. Bila kita mengaku murid dan pengikut Kristus, marilah kita meningkatkan pengenalan kita dengan iman kepada Yesus, sehingga kita akan mengasihiNya sebagaimana Petrus telah mengasihi Tuhan Yesus.. Kita dapat berdoa: Agar Roh Kudus menerangi diri kita dan menjadikan hati kita sebagai pengikut Kristus yang setia.. FirmanNya menjadi santapan kita dan hendaklah kehendak Bapa melalui komunikasi doa kita kiranya dapat menjadi nafas kita.. Dan kita sebagai pengikut dan murid akan mengikuti jejak para rasul dalam menyampaikan kabar gembira dan melayani, sebagaimana yang diperintahkan Tuhan Yesus. Bukan sebagai pengorbanan, karena tak ada yang setara dengan pengorbanan Tuhan sendiri di kayu salib, tetapi sebagai persembahan kita setiap hari. Karena Sang Guru telah memanggul salib, sebagai murid kita tidak akan pernah melampaui tuannya, kitapun harus dengan suka rela memanggul salib kita setiap hari.. Salib harus kita pikul setiap hari dan menjadi persembahan kita kepada Bapa di surga. Salib kita setiap hari akan kita pikul dengan sukacita, dan kita tidak akan diberi beban yang melebihi kemampuan kita. “Datanglah kepadaKu, kamu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan menyegarkan kamu. Belajarlah dari padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Kuk yang akan kupasang enak dan bebannyapun ringan” Spiritualitas kita sebagai pengikut Kristus yang juga ikut memanggul salib kita masing – masing hanyalah dimungkinkan bila kita mengenal dan mengasihi Yesus, yang diutus Bapa sebagai sumber dari segala kerasulan . Sebuah spiritualitas pemuridan ; menjadi pengikut Kristus otomatis adalah menjadi seorang murid Kristus dan memahami pemuridan yang dikembangkannya pertama kali kepada kedua belas rasul dan kepada kita sampai saat ini melalui Kitab Suci. Pemuridan mencadi cara hidup, berpikir atau mempunyai pikiran seperti Yesus dan mempunyai hati yang mencinta seperti Yesus. Semua itu hanya dimungkinkan bila kita mau membuka hati dan pikiran kita, menerima Rohnya yang kudus yang dijanjikanNya seperti yang dijanjikan kepada para murid. Sementara iman yangkita miliki adalah anugerah, dan dari iman ini kita bisa merasakan bahwa kita dikasihi Tuhan, kita diampuni dan disembuhkan oleh Bapa, kita dituntunNya di jalan yang benar.
" Allah adalah kasih, dan barang siapa tetap berada dalam kasih, dia tetap berada dalam Allah dan Allah dalam Dia" ( 1Yoh 4 : 16 ).
……….“Barang siapa tinggal didalam Aku, dan Aku didalam dia, ia menghasilkan buah banyak, sebab tanpa Aku kamu tidak dapat berbuah apa apa “…….. (Yoh 15: 5)
Kepada iman akan Yesus Kristus ini, harus kita tambahkan dengan upaya pengenalan dan lebih mencintai Yesus, agar kita dapat mengenal Yesus dengan baik kiranya kita dapat mengikuti nasihat Santo Petrus : …………..“Kamu harus dengan sungguh2 menambahkan kepada imanmu kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, dan kasih terhadap semua orang. Apabila semuanya ada padamu dengan berlimpah, kamu akan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus Tuhan kita”( Petrus 2, 5 : 1 – 8 )….. Dengan mengenal dan mengasihi Tuhan Yesus, Roh Kudus akan membimbing dalam upaya mendekatkan diri kepada Tuhan, menjadi pengikut setia untuk memuliakan Allah Bapa di surga.
……. “Barang siapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum! Barang siapa percaya kepadaKu seperti yang dikatakan Kitab Suci. Dari dalam hatinya akan mengalir aliran – aliran air hidup”……… Roh Kudus yang akan menginspirasikan kehendak Bapa dalam diri kita sebagaimana apa yang disampaikan Yesus kepada perempuan Samaria di sumur Jakub. …………..“Barang siapa minum air yang akan Kuberikan, ia tidak akan haus selama-lamanya. Air yang akan Kuberikan akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal”. Hendra Boeniardi

Jakarta, November 2007.

hendra boeniardi tanumihardja

AFTER CROSSING

VIA DOLOROSA - SANCTUARIES LOURDES picture by hendra boeniardi

"What shall become of you, O man!
You who search out

what is your true condition
by natural reason?
Know then, haughty man,

what a paradox you to your self
Humble yourself, impotent reason;

be silent,
imbecile nature

Learn that man
infinitely surpasses man,
and hear from your master
your true condition,
Which you are ignorant of
Listen to God"
( Pascal's Pencees )


Agama atau religion, berasal dari term Junani kuno religo yang berarti to bind atau to obligate. Orang2 yang mempunyai agama sering mempertanyakan untuk dapat mengerti asal kehidupan, apa maknanya kehidupan bagi manusia ( pertanyaan katekismus pertama adalah untuk apa manusia hidup di dunia?) , apakah manusia, bagaimana seseorang harus hidup dan berperilaku menurut kaidah agama, dsb. Akan tetapi jawab akhir dari pencarian hasilnya adalah suatu jawaban yang sangat kompleks yang prosesnya melalui penilaian2 atau masukan- masukan dari sumber2 seperti tradisi, budaya, dan pengalaman pribadi. Namun akhirnya agama tidak pernah dapat mengclaim dalam menjelaskan misteri dari siapakah manusia. Ada yang menyatakan agama adalah suatu great paradox, inner contradiction, the chimeral being of man (the chimeral = gagasan yang tak masuk akal). Adalah Thomas Aquinas yang mengatakan bahwa religious truth bukan hanya supra natural akan tetapi juga supra rational- dan sama sekali tidak irrational. Hanya dengan dengan budi (reason) kita tidak dapat masuk kedalam (penetrate) misteri dari iman (faith). Dan misteri iman ini menurutnya tidak kontradiktif dan suatu perfect reason. Seterusnya silahkan baca Summa Theologiae , Thomas Aquinas , selected writings, on Trinity, theology, Faith and Reason. Membahas faith, religion, spirituality, Christianity, memang bukan suatu yang asyik, buat kita yang awam memang harus punya extra interest untuk filsafat, bidang yang paling kurang diminati termasuk saya waktu study dulu. Namun dalam usia yang sudah lewat tengah hari (near to sixty), rasanya sebenarnya kedekatannya untuk dapat mengembangkan hidup spiritualitas rasanya banyak manfaatnya. Dari semua phenomena kebudayaan manusia , agama adalah suatu yang bias dp analiswa logic semata, agama BILA INGIN TELAAH PEMAHAMAN AGAMA ADA BANYAK FILSOF ATAU THEOLOG KATOLIK seperti Agustinus, Thomas Aquinas, dan abad ini adalah Theolog Yesuit Karl Rahner, yang terakhir ini banyak member inspirasi konsili Vatikan II, dan banyak orang tertarik pandangannta seperti pemahaman Gereja dan Kekristenan. Kalau tidak salah Simon Tjahyadi,pr dalam ddisertasinya membahas Rahner ini. Dan Paus kita dalam pandangan2nya banyak dipengaruhi Rahner. Ada buku dari Kanisius ttg Karl Rahner bagi yang senang baca. Saya tidak berani membahas karena bagi saya kadang2 mencerna materi spt ini tidak gampang. Kemudian juga ada Soren Keerkegard yang memendang kehidupan ber agama sebagai "great paradox", Pascal mendefinisikan sbg "obscurity and incomprehensibility to be the very elements of religion". Juga ada buku yang menarik ttg dialog antara psikologi dan agama. Ditulis oleh Crapps, RW, Kanisius 1993, Dialog psikologi dan Agama dari William James sampai GW Allport, para psikolog yang banyak menulis ttg agama. Misalnya bagi Freud, psikloanalist abad ini yang banyak penganutnya, agama adalah manifestasi dari kelemahan mental (bukan mental disability) atau suatu bentuk neurosis dari manusia. Dalam sejarahnya pandangannya antara psikologi dan agama , satu sama lain kerapkali tidak bersahabat, khususnya dalam hubungan yg menyangkut hidup manusia . yang harus diingat bahwa semua teori atau bahasan ttg agama adalah hasil pemikiran atau telaahan filosofis dan analisa logis yang memang tergantung dari sudut pandangan dan frame of references mereka. Teori disini bukanlah hasil penelitian, paling-paling dari study kasus. Saya pribadi cenderung dalam apapun bentuknya on the search of God,dalam perjalanan spiritualitas kita, dalam pencarian dan kerinduan akan wajah Allah, mungkin kita bisa peroleh melalui Kitab Suci sesuai ajaran Gereja; sebagai divino afflante spiritu dimana Sang Pencipta secara abadi ingin berkomunikasi dengan kita para putera-puterinya yang dicintaiNya. Tidak usah takut orang mempersoalkan tafsir mana, saya sendiri tidak pernah perduli buku atau tafsir katolik atau protestant, anglikan, dsb sejauh bicara tentang Roh saya percaya Allah hadir, tidak eksklusif milik orang Katolik. Saya menganjurkan agar dibaca juga karya banyak penulis Kristen non Katolik pun yang menulis sangat indah tentang Tuhan. Saya percaya kekristenan bukan hanya milik orang Katolik. Secara khusus dalam ekaristi selain perayaan sakramen juga saya harapkan adanya Sabda yang dihomilikan sesuai petunjuk hirarki, tidak diolah dengan warna pribadi sang pengkhotbah secara dominan. Sehingga objective dari preaching the Word benar-benar terealisir. Ada banyak petunjuk atau guideline seperti ensiklik Dei Verbum dan Divino afflante Spiritu dari Pius XII. Sayangnya terlalu banyak personal improvisasi. Semoga perjalanan spiritual Anda semua didampingi Tuhan.

Jakarta , Nopember 2007
hendra boeniardi tanumihardja

KAHLIL GIBRAN ON FAITH , LOVE , AND SILENCE



Keheningan adalah sahabat yang tidak pernah berhianat (Kung Tze)


Silence is going beyond
words and thoughts
(Anthony de Mello)



bila jiwaku kering
kurang mendapat
siraman rohani
carilah sendiri
Sang Gembala Agung
melalui keheningan
masukilah kedalam
pusat hati yang terdalam
disitu kan kutemukan
damai
sukacita
hidup
kebebasan
dan cinta

Iman adalah oasis yang tak pernah terjangkau oleh khalifaf alam pikiran .
Tuhan telah menciptakan begitu banyak pintu kebenaran yang terbuka bagi setiap orang yang mengetuknya dengan jari - jari iman.

Cinta adalah satu - satunya kebebasan didalam dunia ini, Ia mengangkat jiwa begitu tinggi yang hukum - hukum alam dan kenyataan alam tak akan dapat mengubah arahnya atau merintangi.

Kesunyian memiliki tangan - tangan yang halus bagai sutera, namun dengan jemari yang kuat ia mencengkeram hati dan menyakiti dengan derita.

Kesunyian adalah sekutu derita sekaligus sahabat ketinggian jiwa.

MAP I HAD BEEN THERE

MAP OF VISITORS FROM AROUND THE WORLD SINCE OCTOBER 2007

MARY IMMACULATE, SHINING THE BEAUTY

MARY IMMACULATE, SHINING THE BEAUTY
Immaculada de Concepsiou - Pray with Mary for our sins . Ask God give mercy ang grace. Always honoured and praised every where

MY RELATED SITE FACEBOOK

Hendraboe Tanumihardja's Facebook Profile

Visitors country

free counters

LITTLE HOUSE ON THE VALLEY , ARAULEN BOTANICAL GARDEN , WA

LITTLE HOUSE ON THE VALLEY , ARAULEN BOTANICAL GARDEN , WA
In summer the flowers , in the silence joyful and happiness

A SERENITY AND SANCTUARY

A SERENITY AND SANCTUARY
Invite to pray and contemplation

A PURE SPRING WATER INSIDE GROTTO

A PURE SPRING WATER INSIDE GROTTO
Has continued to flow since 1858 ; he that believeth on Me , out of his belly shall flow rivers of living water

POPE BEFORE THE GROTTO

POPE BEFORE THE GROTTO
Pray with Mary when Jubileum Year 150 years

THE MOTHER OF GOD

THE MOTHER OF GOD
By her apparitions as Our Lady of Guadalupe to Saint Juan Diego

ALL OF THE SAINTS

ALL OF THE SAINTS
When two holly people met

VIA DOLOROSA AT SANCTUARIES LPORDES

VIA DOLOROSA AT SANCTUARIES LPORDES
A lonesome road visited by million of pilgrims

FROM GABATHA TO GOLGOTHA

FROM GABATHA TO GOLGOTHA
Jesu , Joy of man's desiring . Commemoration of Holy Friday in my parish "You are my disciples, if you keep obeying my teachings"

Mary Magdalene

Mary Magdalene
By Gestilenchi

NOTRE DAME BASILICA - PARIS

NOTRE DAME BASILICA  -  PARIS
Mother of Church Diocese of Paris

LIFE IS EXCITING AND CHALLENGING

LIFE  IS  EXCITING  AND CHALLENGING
Filled it with wonder

NOTRE DAME BASILICA - PARIS

NOTRE DAME BASILICA  -  PARIS
Pictured from Seine river, started build in 11th century , Pope Alexander III laid the first stone

TIME IS ETERNITY

TIME  IS  ETERNITY

BASILIQUE IMMACULADE DE CONCEPCIOU - SANCTUARIES LOURDES

BASILIQUE IMMACULADE DE CONCEPCIOU - SANCTUARIES LOURDES
Built as Lady Mary's request to Bernarde

BERNADETTE SOUBIROUS 1844 - 1879 , 18 apparitions of a Lady , Mary

BERNADETTE SOUBIROUS 1844 - 1879 , 18 apparitions of a Lady , Mary
Canonised in 1933 , a miracle : her body incorruptible after death

MARY AT GROTTO WHERE MOTHER OF GOD MET BERNADETTE SOUBIROS in 1858

MARY AT GROTTO WHERE MOTHER OF GOD MET BERNADETTE SOUBIROS in 1858
Eucharist celebration with Sacrament adoration continuously along the day for the glory of God.

CANDLE PROSESSION IN THE FRONT OF BASILIQUE NOTRE DAME SANCTUARY LOURDES

CANDLE PROSESSION IN THE FRONT OF BASILIQUE NOTRE DAME SANCTUARY LOURDES
A very amazing and an undescribed feeling and emotion . Hail Mary for the glory of God

BLESSING - MAY OUR GOD GIVE BLESSING

BLESSING - MAY OUR GOD GIVE BLESSING
And ye will not come to me, that ye might have life.