Pages

Tuesday, April 1, 2008

SABDA ITU ADALAH DIA SENDIRI, OUR LORD


Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (John 1:1– 14)

Konon ada joke dari gus Dur, kalau USSR (UNI FEDERASI SOVIET RUSIA) dulu, pada tahun 57 an sudah mengirim Leica (nama anjing, mahluk hidup) dan kemudian AS tahun 60 an mengirim manusia ke sana; dan baru saja tahun2 lalu China juga menempatkan pesawatnya ke bulan (benda ruang angkasa yang paling dekat dengan bumi); Indonesia sebenarnya bisa lebih dulu ke bulan. Menurut beliau bila dilakukan dengan menumpukkan hasil seminar, raker, dsb yang sangat populer di sini (yang hasilnya atau laporannya jarang dibaca); Indonesia pasti lebih dulu sampai ke bulan.

Manusia Indonesia adalah manusia yang tergolong cerdik dan kreatif, dalam problem solving luar biasa dayanya. Ini sharing dari seorang yang bekerja diluar . Bila orang lain dari negara maju seolah telah terpola pemikirannya, manusia Indonesia mungkin karena terbiasa akal - akalan atau mempunyai kreativitas yang luar biasa dalam mengatasi masalah. Ingat akan istilah "urun rembug" , kalau diluar diartikan brain storming secara individual atau pribadi maka di Indonesia artinya ramai - ramai cari pemecahan masalah. Musyawarah untuk sepakat. Teorinya demikian, kenyataannya seperti sidang RUU di DPR yang berlarut - larut. Lalu kemudiannya adalah lain persoalan atau urusan nanti. Yang penting berwacana, luar biasa kemampuannya. Dengan kata lain banyak tricks dan tacticsnya dalam mengatasi segala persoalan. Karena universalitas dari manusia , sebenarnya Tuhan tidak membedakan kemampuan manusia, juga dalam hal kemampuan dan kreativitas. Hanyalah masalah kesempatan dan sarana, situasi dan kondisi,dan juga budaya kerja dalam menghasilkan sesuatu. Indonesia tidak kalah dalam performance dan kreativitas.

Salah satu dari tujuh kejaiban dunia adalah candi Borobudur ( sekarang tidak lagi , mungkin karena negara ini lalai sehingga ada penduduknya sendiri pernah menghancurkan dengan membom pada tahun 80 an ). Candi ini adalah yang terbesar di dunia atau paling luas dengan segala pahatan yang terindah dan tertinggi ( 42 meter) ada di Indonesia dan kreasi penduduk yang hidup saat itu ( abad 9?). Angkor Watt yang di Kambodja bukanlah suatu candi tetapi suatu komplek atau daerah percandian.

Tentu tujuan pembuatan Borobudur bukanlah untuk mencapai bulan seperi orang Israel yang membuat menara Babil untuk mencapai langit. Tujuan pembuatan candi adalah untuk liturgi agama Budha dalam menggambarkan tingkatan2 atau tahapan - tahapan yang misalnya direfleksikan dalam pahatan - pahatan yang menceritakan hubungan causal/sebab - akibat bila kehidupan manusia buruk yang terjadi karmanya dikemudian hari adalah kelahiran dalam tingkatan yang lebih rendah atau lahir sebagai tikus,dst. Penggambaran ajaran bagaimana manusia harus menjalani hidup dengan menjalankan welas asih untuk mencapai Nirvana. Konon karenanya saat itu kejahatan sangat minim dan rakyat menjalani kehidupan dengan damai dan sejahtera.

Liturgi dalam gereja katolik, terutama Ekaristi sebagai pusat kegiatan gereja sudah sangat kaya dalam membawa gereja (baca "umat"), dalam pencarian dan pemulihan relasi dengan Tuhan. Tidak perlu adanya kreativitas dan improvisasi yang hanya untuk menyenangkan segolongan umat. Salah kaprahnya bila ada improvisasi dengan euphemisme demi permintaan "sebagian umat" (umat yang mana?) atau inkulturasi yang sebenarnya hanyalah selera pastornya; terus terang menurut pendapat saya adalah pengurangan atau deminimasi dari arti liturgi ekaristi (mungkin pendapat saya salah). Doa Syukur Agung yang dimana-mana hanya 5 atau tambahan satu lagi yang berthemakan tobat, di Indonesia oleh para uskup seIndonesia dijadikan lebih dari 10. Yang lima masih belum dianggap cukup untuk pernyataan Syukur. Yang termanifestasi physik diatur seperti misalnya prosesi imam, misdinar, dst berlutut dimuka tabernakel, dirubah dengan hanya menganggukkan kepala.

Saya ingin sharingkan bahwa baru saja saya mengikuti ekaristi di 7 gereja yang berbeda (kebiasaan saya untuk mengalami ekaristi di gereja yang berbeda), dengan 2 budaya atau civilization yang berbeda ; yang satu dengan western christianity dan yang satunya eastern dengan akar yang kuat dalam taoism dan confusian atau latar belakang Budhism dari 2 negara tetangga; semua pastornya termasuk yang jauh lebih tua dari pastor2 kita waktu prosesi sebelum naik ke panti imam selalu berlutut kearah tabernakel dengan khidmat. Di paroki kita akhir -akir ini, karena pastornya tidak berlutut lagi terhadap tabernakel dan panti imam, semua dari misdinar, prodiakon, lektor, dst tidak perlu merasa berlutut lagi didepan tabernakel dan panti imam. Saya tidak tahu di paroki lain, namun kalau saya ke gereja Theresia , saya lihat waktu prosesi pastornya masih berlutut didepan tabernakel. Waktu permulaan misa dan sesudah mengakhiri misa menuju ruang sakristi. Inilah jejak feodalistis. dimana yang dilakukan yang diatas ditiru yang dibawah. Padahal budaya kita berangkat dari budaya mayoritas feodal yang sangat menghormati yang pantas dihormati, seperti sebutan nan, panjenengan , dst. Yang dengan fisik sampai dilakukan jalan dengan dengkul atau ngesot. Banyak umat yang akhirnya datang dan pergi ke gereja langsung duduk seperti perilaku nonton bioskop atau teater. Guru kencing berdiri murid kencing berlari.

Di gereja - gereja yang saya kunjungi ini . seluruh umat waktu DSA , konsekrasi, dan doksologi semua umat berlutut, meski mereka harus berlutut di ubin yang keras. Juga saat sebelum menyambut komuni. Dan ini dilakukan oleh orang yang dengan usia lanjut ( tidak sakit dengkul ) dan juga anak2. Perayaan ekaristi tidak pernah lebih dari satu jam , yang lebih panjang adalah silaturahmi dan semua diundang untuk ke ruang belakang, biasanya ada kantin atau sekedar makanan kecil. Bila ada pendatang dari luar atau kota lain, sering dinyatakan oleh pastornya waktu penutupan sebelum berkat. Khotbah tidak bertele - tele dan tidak pernah sedikitpun menceritakan diri pribadi yang selalu di - ulang2 pada ekaristi berikutnya, pergi kegunung-gunung kehutan-hutan, kebinatang buas, dst. Dalam benak saya memang masih ada hutan atau binatang buas dicari orang. Ah yang benar saja! Sabda benar - benar dibacakan untuk umat sebagai penyegaran rohani yang disertai homily dengan penekanan untuk kemuliaan Tuhan dan untuk memberikan bimbingan atau mengingatkan ajaran - ajaranNya. Yang pasti tema khotbah selalu ada relevansinya dengan bacaan atau injil , bukan ilustrasi sinetron atau cerita pendek yang imaginative. Kemudian dalam perayaan ekaristi itu sendiri, sikap atau gerak tubuh atau bahasa tubuh dalam kebersamaan dan kepatuhan adalah manifestasi umat dengan suasana batin yang searah ungkapan puji syukur dalam mengalami dan menghayati liturgy ekaristi. da suka cita dan cheerful yang memberikan perasaan bahwa Tuhan hadir dan menyertai umatNya, perasaan damai dan hati yang tergetar(at ease).

Gereja (baca paroki) mempunyai fungsi - fungsi seperti melaksanakan liturgy ekaristi untuk umatnya, celebrating the sacrament , to share the Words, dan melakukan hal – hal karitatif ( sudah didelegasikan atau urusan SSP?) . Kita kadang – kadang lebih memperhatikan perayaan dengan panitya – kepanityaan sebagai kegiatan. Dari HUT sampai lomba masak . Mohon maaf bila sharing ini menimbulkan inconveniency. Salam Damai dan Selamat Berpuasa menjelang Paska Kebangkitan Tuhan.
Jakarta, 7 Maret 2008
Hendra Boeniardi

No comments:

MAP I HAD BEEN THERE

MAP OF VISITORS FROM AROUND THE WORLD SINCE OCTOBER 2007

MARY IMMACULATE, SHINING THE BEAUTY

MARY IMMACULATE, SHINING THE BEAUTY
Immaculada de Concepsiou - Pray with Mary for our sins . Ask God give mercy ang grace. Always honoured and praised every where

MY RELATED SITE FACEBOOK

Hendraboe Tanumihardja's Facebook Profile

Visitors country

free counters

LITTLE HOUSE ON THE VALLEY , ARAULEN BOTANICAL GARDEN , WA

LITTLE HOUSE ON THE VALLEY , ARAULEN BOTANICAL GARDEN , WA
In summer the flowers , in the silence joyful and happiness

A SERENITY AND SANCTUARY

A SERENITY AND SANCTUARY
Invite to pray and contemplation

A PURE SPRING WATER INSIDE GROTTO

A PURE SPRING WATER INSIDE GROTTO
Has continued to flow since 1858 ; he that believeth on Me , out of his belly shall flow rivers of living water

POPE BEFORE THE GROTTO

POPE BEFORE THE GROTTO
Pray with Mary when Jubileum Year 150 years

THE MOTHER OF GOD

THE MOTHER OF GOD
By her apparitions as Our Lady of Guadalupe to Saint Juan Diego

ALL OF THE SAINTS

ALL OF THE SAINTS
When two holly people met

VIA DOLOROSA AT SANCTUARIES LPORDES

VIA DOLOROSA AT SANCTUARIES LPORDES
A lonesome road visited by million of pilgrims

FROM GABATHA TO GOLGOTHA

FROM GABATHA TO GOLGOTHA
Jesu , Joy of man's desiring . Commemoration of Holy Friday in my parish "You are my disciples, if you keep obeying my teachings"

Mary Magdalene

Mary Magdalene
By Gestilenchi

NOTRE DAME BASILICA - PARIS

NOTRE DAME BASILICA  -  PARIS
Mother of Church Diocese of Paris

LIFE IS EXCITING AND CHALLENGING

LIFE  IS  EXCITING  AND CHALLENGING
Filled it with wonder

NOTRE DAME BASILICA - PARIS

NOTRE DAME BASILICA  -  PARIS
Pictured from Seine river, started build in 11th century , Pope Alexander III laid the first stone

TIME IS ETERNITY

TIME  IS  ETERNITY

BASILIQUE IMMACULADE DE CONCEPCIOU - SANCTUARIES LOURDES

BASILIQUE IMMACULADE DE CONCEPCIOU - SANCTUARIES LOURDES
Built as Lady Mary's request to Bernarde

BERNADETTE SOUBIROUS 1844 - 1879 , 18 apparitions of a Lady , Mary

BERNADETTE SOUBIROUS 1844 - 1879 , 18 apparitions of a Lady , Mary
Canonised in 1933 , a miracle : her body incorruptible after death

MARY AT GROTTO WHERE MOTHER OF GOD MET BERNADETTE SOUBIROS in 1858

MARY AT GROTTO WHERE MOTHER OF GOD MET BERNADETTE SOUBIROS in 1858
Eucharist celebration with Sacrament adoration continuously along the day for the glory of God.

CANDLE PROSESSION IN THE FRONT OF BASILIQUE NOTRE DAME SANCTUARY LOURDES

CANDLE PROSESSION IN THE FRONT OF BASILIQUE NOTRE DAME SANCTUARY LOURDES
A very amazing and an undescribed feeling and emotion . Hail Mary for the glory of God

BLESSING - MAY OUR GOD GIVE BLESSING

BLESSING - MAY OUR GOD GIVE BLESSING
And ye will not come to me, that ye might have life.