HENDRA TANOEMIHARDJA"S area of contemplation
To write down everything just owned by human to aware our existence, transcendent our thought and therefore to differentiate us with another creatures, included creatures as angels and demons. And our Father made us inferior only to Himself.
AREA OF CONTEMPLATION WITH AWARENESS THAT GOD ALWAYS LOVE AND NEVER ABANDON US.
Lorem ipsum dolor sit dicatum animum explorant plena dilectione Dei notitia , et non derelinquas nos semper.
Thursday, August 7, 2008
JOHN BUNTING , KILLING FOR PLEASURE - ADELAIDE
A corner at Adelaide , Read Book "Killing for Pleasure , a real story of John Bunting, a serial killer psychopath in Adelaide.
Penyimpangan psikopathik bukanlah gangguan jiwa, lebih menunjukkan kepada seseorang yang berperi laku asocial dan atau antisocial. Ciri - ciri yang menonjol adalah dorongan impulsif yang sangat tinggi, peri laku yang aktif keluar dan juga ekstravert, biasanya tidak mempunyai sensitivitas dalam pergaulan sosial. Pada golongan yang lebih intelekual dapat dengan gampang menyesuaikan diri tanpa hambatan. Peri laku manusia adalah manifestasi dan produk dari pembentukan karakter sedari usia muda dalam sistem - sitem : kepribadiannya sendiri, sosial atau masyarakat, dan juga budaya dimana ia hidup dan terbentuk. Di sekitar kehidupan kita sebenarnya gentayangan para psikopath, contoh sederhananya adalah mereka yang menipu dan curang tanpa rasa malu dan perasaan bersalah, meski masyarakat sekita mengetahui "siapa dia" (hati - hati biasanya ia tampil selalu perlente, bukan good appearance namun semacam selalu neces dengan perilaku yang diatur). Tidak ada rasa tanggung jawab social, kesadaran yang rendah bila ia melakukan sesuatu merupakan sesuatu yang berbahaya bagi masyarakat atau orang lain dan merugikan orang lain. Biasa terbentuk dimana super ego, uber ich semacam pengontrol peri laku yang dimanifestasikan dari dorongan - dorongan (dari id ; libido , impulse bawah sadar dan agresivitas ) tidak terbentuk sehat; dan pada kepribadian psikopathic peri laku yang tidak diterima sistim sosial diterabas oleh karena tiadanya pengawas atau pengontrol ini. Dpl "hati nurani" sebagai fungsi yang dapat menilai benar atau salah tidak berfungsi. Term psychopathic juga disini sehingga menjadi identik dengan sociopathic, kepribadian sosiopath. Atau mempunyai arti yang sama. Golongan psyvhopatic tidak dapat dikelompokan atau lain dengan gangguan jiwa Psychotics dan neurotics. Kasus psikopath tidak selalu relevant dengan penyimpangan seksual , juga mereka yang melakukan pembunuhan berantai seperti Ryan bukanlah karena homo sexualnya. Motivasi pembunuhan bisa beragam, dari penguasaan harta, sexual pleasure, kanibalisme ( seperti pembunuh dalam " the silent lamb") dan Boston Strangler pata tahun 60an di AS; dlsb. Yang jelas impulsivitas berperan dalam semua pembunuhan ini. Yang menarik adalah terjadi dari kota ulama seperti Jombang tempat Ryan berasal , atau pada kasus pembunuh berantai terhadap belasan orang dengan segala cara pada tahun 2000an oleh John Bunting di Adelaide , pada bagian daerah yang disebut "city of church" ( buku Killing for Pleasure), dengan segala macam cara dari kanibalisme sampai ritual penyiksaan sampai korban mati dengan perlahan. Atau seperti yang pembunuh yang digambarkan dalam film "The Bone Collector" , John Dellinger atau Billy the Kid. Tidak pernah jelas bagaimana Ryan membunuh, yang terungkap hanya dengan memukul bagian kepala dengan linggis. Bisa saja terjadi juga penyiksaan atau semacam kiliing for pleasure. Adalah juga mengherankan, pemeriksaan lie detector oleh polisi ( penggunaan alat dengan hantam kromo). Bagi psikopath yang membunuh tanpa berkedip, urusan berbohong adalah urusan kecil dan tanpa emosi. Emosi yang datar tanpa perasaan bersalah. Sedangkan lie detector mengukur kebohongan orang berdasar perubahan hidup atau keadaan emosi yang pada kebanyakan orang dapat mempengaruhi faali dari perubahan denyut nadi dan perubahan sistem tubuh lainnya. Lahirnya pembunuh berantai yang psikopathic dari kota - kota yang dapat sebutan kota ulama Jombang atau city of Church - nya Adelaide. Bisa jadi dalam kehidupan sehari -hari. Antara yang Ideal dan Realita tidak searah. Malahan sering bertentangan. Tokoh panutan seperti orang tua, ulama, rohaniwan dalam laku realita tidak seperti yang ideal. Tiada satunya kata dengan perbuatan, alias kemunafikan. Krisis pembentukan kepribadian dalam usia muda melahirkan kepribadian psikopathic. Hasil dari sauatu kekaburan atau kebingungan atau confusion pembentukan kepribadfian dimana tiadanya ideal figure identification . Sekarang di Indonesia, khususnya di Jakarta ; kita cenderung menuju masyarakat yang psychopath. Seperti yang paling sederhana dari perilaku para pengendara motor dan mobil yang seenaknya melanggar lalu lintas tanpa perduli dan memikirkan kemungkinan mencelakakan orang lain sampai para legislator/law maker dan birokrat yang korup tampil tanpa malu dan tanpa dosa di media TV, bagaikan selebriti atau super star. Bahkantampil dengan perlente di pengadilan Tipikor ( ingat tampil dengan neces, charming dan tebar tawa kemenangan)!
The majority of psychopaths (4% of the population, although some think this is a modest estimate) are not just serial killers or greedy, cut-throat CEOs, but many are abrasive personalities who enjoy making life difficult for others. These psychopaths enjoy controlling others and "winning," and creating an environment of hostility and bitterness.
Eros means caring, and if someone cares for whatever or whoever it may be, worries, nervousness, even neurotic tensions can be the result. Loving persons are seldom cool and relaxed, but “people suffering from a deficient eros ( psychopath )are unconcerned and so do not worry; often they are very relaxed and easy-going. Relationships (for psychopaths) are things of the moment . . . their motto seem(s) to be "Out of sight, out of mind” (Adolph Guggenbuhl-Craig, The Emptied Soul)
The psychopath understands the wishes and concerns of others; he simply does not care . . . The psychopath believes that rules and morals are for other, weaker people who obey because they fear punishment . . . No matter how bright, and a psychopath is often very bright, he rarely maintains a regular job . . . he may have an ingratiating manner and superficial charm, be persuasive, poised . . . Lying, evasiveness, feigned forgetfulness, vague and inconsistent answers about his past . . ( David B. Adams )
You can't "negotiate" or bargain with psychopaths.
(William Higgins)
I argued that we live in a "camouflage society," a society in which some psychopathic traits- egocentricity, lack of concern for others, superficiality, style over substance, being "cool," manipulative - ness, and so forth- increasingly are tolerated and even valued. With respect to the topic of this article, it is easy to see how both psychopaths and those with ASPD ( Antisocial Personality Disorder ) could blend in readily with groups holding antisocial or criminal values. It is more difficult to envisage how those with ASPD could hide out among more prosocial segments of society. Yet psychopaths have little difficulty infiltrating the domains of business, politics, law enforcement, government, academia and other social structures (Babiak). It is the egocentric, cold-blooded and remorseless psychopaths who blend into all aspects of society and have such devastating impacts on people around them who send chills down the spines of law enforcement officers
(Robert D. Hare, Ph.D in "Without Conscience")
Dr. Hare, who has researched psychopathy for more than 25 years, is a professor of psychology at the University of British Columbia, and was scientific director of a 1995 NATO Advanced Study Institute on Psychopathic Behavior.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
MAP I HAD BEEN THERE
- View my profile
- Create your own travel map or travel blog
- Travel Info at TripAdvisor
No comments:
Post a Comment