HENDRA TANOEMIHARDJA"S area of contemplation
To write down everything just owned by human to aware our existence, transcendent our thought and therefore to differentiate us with another creatures, included creatures as angels and demons. And our Father made us inferior only to Himself.
AREA OF CONTEMPLATION WITH AWARENESS THAT GOD ALWAYS LOVE AND NEVER ABANDON US.
Lorem ipsum dolor sit dicatum animum explorant plena dilectione Dei notitia , et non derelinquas nos semper.
Friday, March 7, 2008
AGAMA DAN SPIRITUALITAS
......"tetapi walaupun Kitab - Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepadaKu untuk memperoleh hidup itu"
A long long way, picture by hendra boeniardi
What shall become of you, O man!
You who search out
what is your true condition
by natural reason?
Know then,
haughty man
what a paradox you to your self
Humble yourself,
impotent reason;
be silent,
imbecile nature
Learn that man infinitely surpasses man,
and hear from your master your true condition,
Which you are ignorant of
Listen to God
(Pascal's Pencees)
Search the scriptures;
for in them ye think ye have eternal life:
and they are they which testify of me.
And ye will not come to me,
that ye might have life."
John 5.19 Then answered Jesus and said unto them, Verily, verily, I say unto you, The Son can do nothing of himself, but what he seeth the Father do: for what things soever he doeth, these also doeth the Son likewise.
John 6.39-40 And this is the Father's will which hath sent me, that of all which he hath given me I should lose nothing, but should raise it up again at the last day. And this is the will of him that sent me, that every one which seeth the Son, and believeth on him, may have everlasting life: and I will raise him up at the last day.
John 8.28-29 Then said Jesus unto them, When ye have lifted up the Son of man, then shall ye know that I am he, and that I do nothing of myself; but as my Father hath taught me, I speak these things. And he that sent me is with me: the Father hath not left me alone; for I do always those things that please him.
Agama atau religion, berasal dari term Junani kuno religo yang berarti to bind atau to obligate. Emile Durkheim memberikan definisi sebagai berikut : "religion is interdependent whole composed of beliefs and rites , faith and practices related to sacred things, unites adherents in single community known as church". Dimensi keagamaan atau religiusitas seseorang tidak mudah diukur tingkat atau kadarnya, lebih secara naive didsarkan perilaku dan tindakan physiknya, yang secara kental lebih dihubungkan dengan liturgi ibadat. Ada yang lebih covert atau merupakan parameter yang lebih signifikan, yaitu dalam spiritualitas seperti yang diajarkan agamanya dan merujuk kepada Sang Ilahi. Dalam kekristenan , bisa jadi dikaitkan dengan iman yang mencakup harapan atau ekspektasi dalam kehidupan badani dan rohani , dan kasih yang menjadi fundamen dari segala kehidupan. Cintailah Allah Tuhanmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap akal budimu. Kemudian kasihilah sesamamu sebagaimana enkau mencintai dirimu sendiri. "Orang2 yang mempunyai agama sering mempertanyakan untuk dapat mengerti asal kehidupan, apa maknanya kehidupan bagi manusia ( pertanyaan katekismus utama adalah untuk apa manusia hidup di dunia?), apakah manusia, bagaimana seseorang harus hidup dan berperi-laku menurut kaidah agama, dsb. Akan tetapi jawab akhir dari pencarian hasilnya adalah suatu jawaban yang sangat kompleks yang prosesnya melalui penilaian2 atau masukan - masukan dari sumber2 seperti tradisi, budaya, dan pengalaman pribadi. Namun akhirnya agama tidak pernah dapat mengclaim dalam menjelaskan misteri dari siapakah manusia. Ada yang menyatakan agama adalah suatu "great paradox, inner contradiction, the chimeral being of man" (the chimeral = gagasan yang tak masuk akal). Adalah Thomas Aquinas yang mengatakan bahwa religious truth bukan hanya supra natural akan tetapi juga supra rational dan sama sekali tidak irrational. Hanya dengan budi (reason) kita tidak dapat masuk kedalam (penetrate) misteri dari iman (faith). Dan misteri iman ini menurutnya tidak kontradiktif dan adalah suatu perfect reason. Seterusnya silahkan baca Summa Theologiae , Thomas Aquinas , selected writings, on Trinity, theology, Faith and Reason. Membahas faith, religion, spirituality, Christianity, memang bukan suatu yang asyik, buat kita yang awam memang harus punya extra interest untuk filsafat, bidang yang paling kurang diminati termasuk saya waktu study dulu. Dari semua phenomena kebudayaan manusia , agama adalah suatu yang bias dari pada analiswa logic semata, agama. Ada teolog - teolog katolik seperti Augustinus, Thomas Aquinas, dan abad ini adalah Theolog Yesuit Karl Rahner, yang terakhir ini banyak memberi inspirasi konsili Vatikan II (?), dan banyak orang tertarik pandangannya seperti pemahaman Gereja dan Kekristenan. Dan Paus kita dalam pandangan2nya banyak dipengaruhi Rahner. Ada juga spiritualitas awam , bahwa berkat Roh Kudus orang beriman diikut sertakan dalam kepenuhan hidup Allah Tritunggal (Efesus 3 :19) untuk membangun dan menguduskan dunia. Masyarakat kita dianggap msebagai masyarakat yang religius bila dilihat dari hal - hal yang bersifat lahiriyah seperti banyaknya aktivitas ibadat, penuhnya gereja - gereja dan masjid - masjid. Jangan - jangan gereja dan mesjid di Indonesia adalah yang paling banyak di seluruh dunia. Tapi dalam kehidupan sehari - hari kita dihadapkan ketiadaan keadaban publik seperti yang kita alami dalam kehidupan sehari - hari. Ketidak taatan terhadap peraturan , birokrat yang korup tidak mengutamakan pengelolaan atau pelayanan terhadap masyarakat, gereja yang tidak perduli terhadap kehidupan sekitar, dan masyarakat yang sakit. Kebebasan yang kebablasan tanpa disertai perasaan bersalah atau pengingkaran moral dan etika. Apakah ini dapat diatasi dengan agama - agama yang secara kasat mata menunjukkan masyarakat yang mempunyai agama. Mungkin jawabannya harus melampaui agama - agama tersebut, apakah melalui budaya dan pendidikan yang ditanamkan terhadap generasi mendatang . Suatu eksistensi manusia , diantaranya oleh karena adanya agama atau budaya. Bila agama - agama yang ada dan bahkan sering menimbulkan kekerasan diantara yang bertikai , apakah suatu pembudayaan atau kulturasisasi atau civilization dapat mengatasi masalah - masalah seperti korupsi , ketidak adilan , premanisme , kekerasan dan pelanggaran hak - hak manusia lainnya , supaya manusia Indonesia dapat lebih hidup bermartabat. Spiritualitas merupakan segi hidup kita yang sangat pribadi, yaini mengamalkan iman kepercayaan masing - masing , yang pasti berdasarkan ajaran yang Ilahi yang berasal dari kerahiman Allah. Spiritualitas adalah bukan sesuatu yang lahiriyah sebagai psychological coating ( A. Heuken , SJ : Spiritualitas Kristen , Kanisius 2002 ), melainkan api hidup yang menggairahkan hidup sebagai orang - orang beriman . Bila kita adalah pengikiut Kristus , maka spiritualitas kita adalah seperti kehendak Bapa, yang diajarkan Putera melalui kitab suci dan gerejanya. Spitualitas bila merupakan rasa rohani kehendak saya, yang buatan manusia bisa saja tidak sejajar dengan yang rohani dan Ilahi. Yang horisontal bisa jadi tidak selaras dengan yang vertikal. Piere Teilhard de Chardin , SJ pernah menyampaikan suatu sinthesa bahwa iman pengikut Kristus dengan rencana penyelamatan yang Ilahi dalam perkembangan umat manusia. Harapan dengan gerakan maju umat manusia yang mengarah kepada "Kristus yang bangkit" mengandung kepercayaan untuk keterlibatan manusia untuk melibatkan diri dalam kehidupan dunia, cinta Kristiani menjadi motivasi yang membangun dunia. Suatu "mistisime keterlibatan dalam dunia". Visi kehidupan kristiani harus berpusat pada Kristus yang bangkit, dilangsungkan dalam hidup dunia yang berkembang maju kepadaNya, walau jalannya sangat berliku. Dalam Dia gerakan yang horisontal dan yang vertikal menyatu dan mengarah ke masa depan suatu dunia baru. Seperti doa Bapa kami, datanglah kerajaanMu diatas bumi seperti didalam surga , dsb. Satu - satunya doa yang secara eksplisit diajarkan Yesus kepada para muridnya. Doa Yesus yang bukan doa gereja!, seperti yang pernah disampaikan seorang pastor dalam pandangannya dalam milis paroki. Kadang kala saya tidak berani membahas lebih lanjut , oleh karena bagi saya kadang2 mencerna materi spt ini tidak gampang. Kemudian juga ada Soren Keerkegard yang memendang kehidupan beragama sebagai "great paradox", Pascal mendefinisikan sebagai "obscurity and incomprehensibility to be the very elements of religion". Juga ada buku yang menarik ttg dialog antara psikologi dan agama. Ditulis oleh Crapps, RW, Kanisius 1993: tentang ialog psikologi dan Agama dari William James sampai GW Allport, para psikolog yang banyak menulis ttg agama. Misalnya bagi Freud, psikloanalist abad ini yang banyak penganutnya, agama adalah manifestasi dari kelemahan mental (bukan mental disability) atau suatu bentuk neurosis dari manusia. Dalam sejarahnya pandangannya antara psikologi dan agama , satu sama lain kerapkali tidak bersahabat, khususnya dalam hubungan yg menyangkut hidup manusia . Yang harus diingat bahwa semua teori atau bahasan tentang agama adalah hasil pemikiran atau telaahan filosofis dan analisa logis yang memang tergantung dari sudut pandangan dan frame of references mereka. Teori disini bukanlah hasil penelitian, paling-paling dari study kasus. Bukankah Yesus sendiri tidak pernah mendirikan agama, adalah para pengikut (mungkin berkat Roh pengetahuan) akhirnya membentuk sustu pranata atau pelembagaan sebuah agama. Bukankah agama adalah suatu hasil dari kulturalisasi atau civilization?
Saya pribadi cenderung dalam apapun bentuknya on the search of God,dalam perjalanan spiritualitas kita, dalam pencarian dan kerinduan akan wajah Allah, mungkin kita bisa peroleh melalui Kitab Suci sesuai ajaran Gereja; sebagai "divino afflante spiritu" dimana Sang Pencipta yang Ilahi secara abadi ingin berkomunikasi dengan kita para putera-puterinya yang dicintaiNya. Kajian alkitab tidak usah membuat takut orang mempersoalkan tafsir mana. Saya sendiri secara pribadi tidak pernah perduli buku atau tafsir katolik atau Protestant, Anglikan, Calvinis, dsb ; sejauh bicara tentang Roh saya percaya Allah hadir, tidak eksklusif milik orang Katolik. Saya menganjurkan agar dibaca juga karya banyak penulis Kristen non Katolik pun yang menulis sangat indah tentang Tuhan. Bahkan kita juga harus menghormati kitab suci lainnya , baik dari Hinduism, Budhism , Taoism dan juga yang Islam. Tanpa suatu perasaan bersalah atau guilt feeling sebagai suatu pelanggaran; karena tidak mengingkari hakiki dari Allah yang Maha Rahim. Allah bersifat universal dan bila hanya satu jalan ,seperti "extra ecclesia nulla salus" , yang dikemukakan Augustinus belasan abad yang lalu; menurut pendapat saya adalah suatu pengingkaran terhadap kerahiman dari Allah sendiri bila diterapkan pada saat sekarang. Dalam gereja yang terpisah juga , saya percaya kekristenan bukan hanya milik orang Katolik. Khusus bagi kita pemeluk teguh Katolik, secara khusus dalam ekaristi yang sumber atau fountain dari kehidupan religi, hendaknya selain memandang sebagai perayaan sakramen juga saya harapkan adanya melalui Sabda yang dibacakan dan dihomilikan sesuai guideline petunjuk hirarki. Lebih dapat mengenal Allah melalui Yesus Sang Putera. Objective dari preaching the Word benar-benar terealisir. Bukan yang ngalor ngidul ditambah ilustrasi cinetron atau cerita imaginatif yang tidak ada kaitannya dengan Sabda. Oh homeletika, itukah yang diajarkan melalui Seminari - Seminari? Ada banyak petunjuk atau guideline seperti ensiklik Dei Verbum dan Divino afflante Spiritu dari Pius XII. Saya sendiri secara pribadi adalah pengagum Anthony de Mello, apapun kata orang yang menyitir surat dari Vatican dsb bahwa tulisannya diluar ajaran , bagi saya pribadi merupakan sumber pencerahan. Anthony de Mello membantu kita dalam kekeringan batin mencari Allah dengan panduannya melalui 6 langkah dalam mencari atau kerinduan akan Allah. Melalui hening, damai, sukacita , hidup, kemerdekaan dan cinta. Melalui keheningan kita dapat memasuki hati kita yang paling dalam, dan ini bisa dicapai melalui doa dan contemplasi untuk perkembangan hidup rohani. Dengan anekdote dan cerita - cerita lucu yang berasal dari tradisi mistik Hindu, Islam, Zen, Budhism dan Kekristenan dan semua spiritual Timur (tidak pernah ada agama dari Barat kecuali kesadaran seperti Renaiscance, Marxisme, Eksistensialism dan seluruh Rationalism dari Barat). Jangan mengabaikan tradisi dengan budaya dan kultur Timur yang lebih tinggi. De Mello mengajak kita mnertawakan kepicikan atau kedunguan kita. Untuk kemudian masuk kedalam kesejatian dalam kehidupan spiritual. Memasuki dunia batin yang paling dalam dari diri kita, our Inner Space (bukan suatu kesombongan). Suatu kerinduan akan pencarian Allah Sang Pencipta. Bagi para Ignatian ada metoda pembelajaran bahwa orang harus mengalami sendiri lilu - liku directio spiritualitas hidupnya secara eksistensial. Melalui pengalaman dan percobaan ( experientias et probationes). Yang memungkinkan orang untuk berkomunikasi pengalaman rohani. Untuk itu juga orang harus mau belajar sehingga mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perwahyuan Yesus objektif. Dengan demikian mempunyai kredibilitas dan adanya penegasan rohani sebagai sahabat - sahabat Yesus yang mempunyai sense of spirituality mengalami Tuhan. Hadirlah Tuhan dalam diriku. Kita hendaknya dapat mendengar suaraNya di dalam batin yang paling dalam.
"Diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Allah ! Aku ditinggikan diantara bangsa - bangsa, ditinggikan di bumi !" (Mazmur 46 : 11 )
"You spoke to me, and your words filled my heart with joy and happiness"
( Yeremia 15 : 16)
Melalui gereja dan ajarannya kita dapat lebih mengalami Tuhan melalui ekaristi dan melalui kitab suci.
Jesus remains with us in two ways: in the Eucharist and in his word.
He is present in both: in the Eucharist under the form of food, in the
Word under the form of light and truth. The word has a great advantage
over the Eucharist.
Maka bila ibadat Sabda dalam Liturgi ekaristi tidak dipersiapkan dan dilakukan dengan baik, apalagi tidak ada relevansinya dengan Bacaan dan Injil ; adalah suatu profanisasi yang bukan memuliakan Tuhan dan warta gembiranya. Lebih - lebih bila dilakukan dengan interese pribadi supaya ger - geran atau mengangkat popularitas diri. Mea culpa , mea culpa, mea maxima culpa.
Semoga perjalanan spiritual Anda semua didampingi daya Roh yang Ilahi melalui ajaran Putera dan Roh yang dikaruniakanNya.
Salam ,
Hendra Boeniardi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
MAP I HAD BEEN THERE
- View my profile
- Create your own travel map or travel blog
- Travel Info at TripAdvisor
No comments:
Post a Comment